Paris, SPNA – Lembaga Sunni Mesir Al-Azhar Al-Syarif mengecam aksi penikaman dan rencana pembunuhan terhadap dua muslimah Perancis, Rabu malam (21/10).
Al-Azhar menegaskan menentang keras penyerangan brutal tersebut serta mengutuk setiap tindak kriminal pembunuhan apapun latar belakang agama pelaku dan korban.
Al-azhar juga meminnta dunia internasional untuk mengutuk setiap aksi teroris tanpa melihat latar belakang agama.
“Standar ganda dalam bersikap terhadap aksi terorisme adalah tindakan memalukan dan cacat moral. Hal ini justru meningkatkan ketegangan antar umat beragama serta meningkatkan dampak terorisme dan kontra terorisme antara pemeluk keyakinan berbeda,” tulis Al-Azhar di akun Facebook resminya.
Rabu malam (21/10), dua muslimah Perancis ditikam oleh wanita kulit putih di bawah menara Eiffel.
Kasus ini terjadi menyusul meningkatnya ketegangan di Perancis pasca pemenggalan seorang guru yang memaparkan karikatur Nabi Muhammas Jumat lalu, Daily Mail melaporkan.
Kepolisian Perancis menangkap dua wanita eropa kulit putih yang saat ini menghadapi tuntutan “rencana pembunuhan”. Sementara Korban adalah muslimah Perancis berasal dari Aljazair bernama Kenza berusia 49 tahun serta sepupunya yang berusia lebih muda.
“Kami sedang berjalan di sekitar menara Eiffel saat melihat seekor anjing berlari ke arah kami. Sepupu saya meminta agar anjng tersebut diikat karena anak-anak yang ikut bersama kami ketakutan.”
“Mereka menolak. Bahkan salah satunya mengeluarkan pisau lalu menikam dan memukul saya kemudian menyerang sepupu saya”, tutur Kenza kepada koran Libération Perancis.
Penyerangan terhadap dua muslimah tersebut terjadi seminggu setelah pembunuhan Samuel Paty oleh imigran Rusia karena memaparkan karikatur Nabi Muhammad saat mengajar di kelas.
Presiden Perancis Emmanuel Macron berencana meresmikan rancangan undang-undang melawan radikalisme agama. Namun komunitas muslim di Perancis mengeluhkan peningkatkan Islamofobia menyusul penutupan beberapa Masjid dan pembubaran sejumlah organisasi Islam.
(T.RS/S:Youm7)